Bahan Material Bangunan
Alternatif yang Ramah Lingkungan
Dengan meningkatnyapermintaan dari masyarakat akan
pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhanakan material bangunan. Akan tetapi pada kenyataannya
sumber daya bumi semakin sedikit. Hutan semakin menipis dan hasil bumi juga
sudah dapat diperkirakan keterbatasaanya.
Memlihat hal tersebut PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement)
melalui wadah komunikasi masyarakat yang bernama “produk kita”, memiliki
pemikiran untuk menciptakan produk-produk turunan dari semen yang secara signifikan dapat membantu melestarikan
sumebr daya alam sekaligus dapat memenuhi permintaan dari pembangunan. Produk
kita memiliki sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah rumah “pabrikasi” modern
mulai dari pondasi sampai dengan atap dengan kualitas layak huni dengan
menggunakan bahan-bahan alternative yang diciptakan
dari bahan material bangunan ramah lingkungan, praktis dan ekonomis untuk
masyarakat kebanyakan.
“Melalui produk kita, kami memiliki cita–cita
menciptakan rumah siap pasang dan siap pakai dengan kualitas baik dan yang
terpenting adalah ramah lingkungan. “Ungkap Denny S. Iskandar selaku Product
Application Development Head PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Berkaitan dengan hal ini, Indocement bekerjasama
dengan pihak universitas mengembangkan berbagai macam produk turunan semen sebagai pengganti bahan material yang ada. Diharapkan
dengan adanya produk–produk pengganti ini dapat memiliki fungsi sama bahkan
lebih baik dari bahan material bangunan rumah yang sudah ada, selain itu juga
dapat memiliki nilai jual yang baik serta terjangkau di masyarakat.
Pada edisi ini Produk Kita akan mengulas kembali
produk-produk yang bisa menjadi bahan material bangunan ramah lingkungan dan
memiliki potensi luar biasa di pasar seperti kusen beton, lusicon dan produk yang dapat menjadi masa
depan dari bahan material bangunan alternative yaitu PaStone.
Pemanfaatan
material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan
bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca,
teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi
sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada
bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material
ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material
yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu
alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya
material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja,
seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar
bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada
tumbuh-tumbuhan.
Semen,
keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan
ramah lingkungan.
Untuk
kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan
kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai
berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu
dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan
dan aluminium.
Baja ringan
dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan
bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat,
antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan
sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan
perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen
jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang
(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan
praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi
transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama,
antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja,
tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik,
kayu).
Bahan
dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami
atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)
memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air
rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan
permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar
bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang
baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu
meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan
panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat
bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk
pelapis dinding dan lantai luar.
Berikiut
adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
- GENTENG SEJUK
Genteng
semen ijuk adalah
genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir, semen dan ijuk
sebagai bahan pengisi.
Manfaat
- Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
- Menciptakan lapangan kerja
- Digunakan sebagai penutup atap
0 komentar:
Posting Komentar