Secara umum investasi diartikan sebagai: konsumsi yang ditunda untuk sementara waktu dan akan dikonsumsi yang lebih besar di waktu yang akan datang. Dalam dunia ekonomi penundaan konsumsi dengan cara membeli instrumen investasi dan kemudian menjualnya kembali dengan tambahan nilai (value) berupa capital gain, deviden. Esensi dari konsep investasi adalah merupakan tindakan perencanaan yang berorientasi pada masa depan dan pada hasilnya berupa pertambahan nilai. Dalam bahasa investasi, ia berkaitan dengan modal, karena investasi memerlukan modal (capital).
Arsitektur tercipta melalui bangunan sebagai media dan dengan nilai tambah, atau bangunan adalah media dalam berarsitektur. Sedangkan definisi “bangunan” adalah: sebagai sebuah (1) content, (2) capital investment, (3) modifier behavier, (4) inveronmental filter, (5) esthetic form, (6) cultural symbolic (Stevanie Lidlewiz, 1965). Makna capital investmen atau investasi modal (poin 2) adalah bahwa arsitektur bangunan dalam esensinya terkandung muatan investasi modal. Atau secara umum ada makna investasi didalam esensi dan pemahaman arsitektur.
Peranan arsitektur dalam investasi sosial adalah pada disain bangunan yang mendukung konsep, misalnya konsep desain arsitektur yang terbuka dan akomodatif terhadap aspirasi masyarakat lokal (di lingkungan proyek). Desain aristektur yang mampu menumbuhkan interaksi dan kebersamaan antar komunitas masyarakat, dan masyarakat dengan pihak perusahaan dan pengelola proyek. Desain arsitektur yang seoptimal mungkin mengiliminasi pencemaran sosial misal tumbuhnya tempat prostitusi dan tumbuhnya pemukiman kumuh di lingkungan proyek. Arsitektur yang peduli terhadap kebutuhan sosial spiritual masyarakat lingkungan proyek misal dengan alokasi ruang/bangunan tempat ibadah dan sarana prasarana umum. Peranan arsitektur dalam investasi sosial sejalan dengan fungsi arsitektur, yang antara lain mempunyai fungsi sosial, bahwa kehadiran arsitektur mesti meningkatkan kualitas lingkungan sosialnya.
Arsitektur berperan strategis dan signifikan dalam investasi lingkungan hidup. Keterlibatan arsitek dan ilmu arsitektur sangat dibutuhkan oleh team work studi Amdal dan Semdal, khususnya proyek dengan fisik bangunan. Arsitek dengan advis arsitekturnya sering dilibatkan dalam team Amdal, Amril, Semdal dan dalam proses pengelolaan lingkungan hidup. Arsitek dan arsitektur memberi masukan diskripsi proyek berupa disain arsitektur bangunan yang berwawasan lingkungan, tidak berdampak negatif bagi lingkungan, dan desain arsitektur hemat energi.
Desain arsitektur berwawasan lingkungan tersebut pada esensinya adalah investasi terhadap lingkungan hidup. Desain yang memasukkan pertimbangan lingkungan dengan konsekwensi ekonomisasi cost bangunan namun dalam operasionalisasi (arsitektur) nya pada masa kini dan kedepan akan menghasilkan manfaat (benefit) berupa peningkatan kualitas lingkungan dan keseimbangan lingkungan dimana arsitektur itu hadir. Arsitektur dalam konteks investasi lingkungan ini sejalan dengan moral arsitektur bahwa kehadiran arsitektur hendaknya meningkatkan kualitas lingkungan dan menjaga keharmonisan lingkungan hidup sekitarnya.
Dalam arsitektur, konteks investasi bidang sosial, lingkungan dan ekonomi porsinya sama penting, tergantung fungsi bangunannya. Bila fungsi bangunan sosial (misalnya Bale Banjar) tentunya dalam perencanaannya pertimbangan-pertimbangan benefit sosial lebih menonjol daripada pertimbangan ekonomi. Namun begitu konsep investasi lebih dominan dalam konteks ekonomi dan bisnis. Selain karena paradigma pembangunan lebih ke arah model pertumbuhan/keuntungan ekonomi dan profit, bangunan fisikpun pada dasarnya dibuat dengan biaya (cost) yang harus diperhitungkan ekonomisasinya. Juga dalam realitasnya pembangunan fisik dominan bangunan dengan fungsi ekonomi, yang harus diperhitungkan pengembalian modal investasinya, seperti bangunan komersial pertokoan, perkantoran, pendidikan, restoran, perhotelan, real estate dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar