Kamis, 23 April 2015

MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN



Bahan Material Bangunan Alternatif yang Ramah Lingkungan

Dengan meningkatnyapermintaan dari masyarakat akan pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhanakan material bangunan. Akan tetapi pada kenyataannya sumber daya bumi semakin sedikit. Hutan semakin menipis dan hasil bumi juga sudah dapat diperkirakan keterbatasaanya.
Memlihat hal tersebut PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) melalui wadah komunikasi masyarakat yang bernama “produk kita”, memiliki pemikiran untuk menciptakan produk-produk turunan dari semen yang secara signifikan dapat membantu melestarikan sumebr daya alam sekaligus dapat memenuhi permintaan dari pembangunan. Produk kita memiliki sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah rumah “pabrikasi” modern mulai dari pondasi sampai dengan atap dengan kualitas layak huni dengan menggunakan bahan-bahan alternative yang diciptakan dari bahan  material bangunan ramah lingkungan, praktis dan ekonomis untuk masyarakat kebanyakan.
“Melalui produk kita, kami memiliki cita–cita menciptakan rumah siap pasang dan siap pakai dengan kualitas baik dan yang terpenting adalah ramah lingkungan. “Ungkap Denny S. Iskandar selaku Product Application Development Head PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Berkaitan dengan hal ini, Indocement bekerjasama dengan pihak universitas mengembangkan berbagai macam produk turunan semen sebagai pengganti bahan material yang ada. Diharapkan dengan adanya produk–produk pengganti ini dapat memiliki fungsi sama bahkan lebih baik dari bahan material bangunan rumah yang sudah ada, selain itu juga dapat memiliki nilai jual yang baik serta terjangkau di masyarakat.
Pada edisi ini Produk Kita akan mengulas kembali produk-produk yang bisa menjadi bahan material bangunan ramah lingkungan dan memiliki potensi luar biasa di pasar seperti kusen beton, lusicon dan produk yang dapat menjadi masa depan dari bahan material bangunan alternative yaitu PaStone.

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.


Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:

a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami


Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.

Berikiut adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):

  • GENTENG SEJUK

Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat  dengan  campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.

Manfaat

  • Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Digunakan sebagai penutup atap
 

0 komentar:

Posting Komentar